12 research outputs found

    MODEL ALIH WAHANA PUISI BERJALAN KE ARAHMU KARYA YANA S. ATMAWIHARJA KE DALAM BENTUK SENI PERTUNJUKAN MULTIMEDIA

    Get PDF
    Posisi teks multimodal memiliki peranan penting berkenaan dengan permasalahan dalam pembelajaran yang berkaitan dengan penggunaan bahasa verbal untuk menyajikan bahan ajar di kelas. Hal ini disebabkan bahwa pembelajaran bahasa pada konteks multiliterasi akan bermakna jika bersinggungan dengan konteks, budaya, dan teknologi. Membuat teks multimodal, dapat dilakukan dengan memanfaatkan karya sastra, salah satunya antologi puisi yang dianggap relevan dengan tujuan pendidikan. Puisi Berjalan ke Arahmu merupakan salah satu puisi yang terdapat di dalam antologi Galunggung Ahung karya Yana S. Atmawiharja yang berhasil mencapai nominasi 21 buku puisi pilihan dalam kategori “Anugerah Buku Puisi Indonesia” pada malam Anugerah Hari Puisi Indonesia yang diselenggarakan Yayasan Hari Puisi Indonesia di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 28 November 2021. Hasil penelitian menunjukan model alih wahana yang diciptakembangkan dalam penelitian ini mampu menghasilkan produk seni pertunjukan multimedia dalam bentuk pertunjukan musikalisasi puisi dengan memanfaatkan media teknologi. Media teknologi pada saat ini merupakan jembatan yang dapat menghubungkan antara upaya pegajaran bahasa yang di dalamnya terdapat nilai budaya dan sosial sebagai bagian dari kekayaan budaya melalui pelaksanaan pembelajaran bahasa di era multiliterasi sebagai tantangan pada abad ke-21

    ANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN PRAGMATIK KLINIS BERDASARKAN ANALISIS KETIDAKSANTUNAN BERBAHASA SISWA SMA DI TASIKMALAYA

    Get PDF
    Bahasa merupakan sebuah sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer yang digunakan manusia sebagai alat komunikasi atau alat interaksi sosial. Dalam berbahasa akan berkenaan dengan perilaku atau tingkah laku di dalam bertutur atau yang disebut dengan etika berbahasa atau tata cara berbahasa. Etika berbahasa ini erat kaitannya dengan norma-norma sosial dan sistem budaya yang berlaku dalam suatu masyarakat. Seseorang baru dapat dikatakan pandai berbahasa apabila dia menguasai tata cara atau etika berbahasa itu.Supaya kita dapat berbahasa dengan santun dan dengan perilaku yang sesuai dengan etika berbahasa, kita harus mampu menguasai bahasa dengan baik, yaitu bahasa Indonesia. Karena kebanyakan yang lebih dulu dikuasai yaitu bahasa ibu atau bahasa daerah, sedangkan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Menurut Koentjaraningrat (1990) mengatakan adanya hubungan antara kemampuan berbahasa dengan sikap mental para penuturnya. Buruknya kemampuan berbahasa Indonesia sebagian besar orang Indonesia, termasuk kelompok elit dan golongan intelektual adalah karena adanya sifat-sifat negatif yang melekat pada mental sebagian besar orang Indonesia. Sifat-sifat negatif itu adalah 1) suka meremehkan mutu; 2) mental menerabas; 3) tuna harga diri; 4) tidak disiplin; 5) enggan bertanggung jawab; dan 6) suka latah atau ikut-ikutan . Sikap-sikap tersebut menyebabkan bahasa yang digunakan itu benar atau salah, sehingga kaidah-kaidah tata bahasa menjadi tidak sama.Ketidaksantunan mungkin terjadi karena penutur ataupun lawan tutur tersebut tidak menyadari bahwa tuturan yang mereka lakukan adalah tidak santun. Tetapi mungkin juga hal tersebut dilakukan oleh siswa-siswa secara sadar, karena mungkin para siswa tersebut menganggap bahwa pertuturan yang mereka lakukan adalah dengan teman sebaya mereka. Sehingga mereka tidak memperhatikan mengenai kaidah-kaidah atau etika kesantunan berbahasa.Model pragmatis klinis adalah model pembelajaran yang dirancang untuk memperbaiki perilaku berbahasa yang melanggar kesantunan berbahasa. Model ini dikembangkan atas dasar prinsip kesantunan berbahasa yang dikemukakan beberapa ahli. Penerapan model ini lebih menekankan pada pelatihan keterampilan pragmatik yang mencakup keterampilan percakapan dalam berbagai situasi dan media serta keterampilan komunikasi sosial dalam lingkup yang lebih luas. Sehubungan dengan proses pembelajaran, model ini juga akan menekankan pada usaha mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Dalam hal ini keterampilan yang ditekankan yaitu terletak pada mampu tidaknya para siswa menggunakan bahasa secara santun dan beretika. Berdasarkan pada acuan di atas, proses pembelajaran yang dilaksanakan akan mengacu pada prinsip kesantunan berbahasa

    Representation of The Puragabaya Legend Through Videography of Poetry Musicalization

    Get PDF
    The legend of Puragabaya is part of the Galunggung Tasikmalaya folklore which has the potential of Sundanese cultural wealth and needs to be revitalized to maintain its existence. The legend of Puragabaya tells of a special warrior figure Prabu Siliwangi who was educated and forged physically and mentally at the Galunggung Invisibility Pesantren. The figure of Puragabaya contains elements of wisdom, persistence, and tenacity, representing the cultural and social values of the Galunggung community. The revitalization of legends in this study was represented through the videography of poetry musicals. The process of revitalizing the Puragabaya legend is based on the concept of art-based research which aims to present the form of the Puragabaya. The implementation of art-based research to revitalize legends involves the process of creating literary works of art and literary performances consisting of poetry musicalization, poetry reading, and poetry dramatization. In addition, painting and dance work as a form of legend representation are collaborated into videography to add aesthetic power. The results of the study show that the process of revitalizing legends as part of oral literature shows more concrete results by using art-based research that utilizes technological developments

    SEMIOTIKA DALAM NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE LIYE

    Get PDF
    Karya sastra adalah penuangan ide-ide yang di imajinasikan menjadi teks yang memiliki nilai-nilai etika dan estetika. Karya sastra juga harus mampu melahirkan suatu kreasi yang indah. Proses kreatif karya sastra banyak unsur yang terlibat di dalamnya, seperti ilmu pengetahuan, wawasan, pemikiran, keyakinan dan pengalaman fisik, serta unsur imajinasi pengarang. Sebuah novel disamping memiliki unsur struktur pembangunnya, novel memiliki unsur semiotik yaitu mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, dan konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti dan makna. Sehubungan pernyataan tersebut maka peneliti melakukan penelitian ini untuk menemukan unsur semiotik yang terdapat di dalam novel “Rembulan Tenggelam di Wajahmu” karya Tere Liye. Setelah diteliti, ternyata dalam novel “Rembulan Tenggelam di Wajahmu” karya Tere Liye ini ditemukan banyak pemakaian bahasa secara semiotik yakni berupa kata. Sesuai dengan judul penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif yakni metode deskriptif yang disertai kegiatan analisis, dimana data diperoleh dengan cara membaca novel “Rembulan Tenggelam di Wajahmu” karya Tere Liye. Teknik pengolahan data yang digunakan yaitu teknik telaah pustaka, teknik dokumentasi, teknik analisis dan teknik pengolahan data.

    PENERAPAN MODEL BENGKEL SASTRA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI DRAMA MAHASISWA

    Get PDF
    Masalah pengajaran sastra berakar dari wawasan guru tentang sastra yang masih rendah, rendahnya kecintaan guru terhadap sastra, rendahnya kepedulian guru terhadap perkembangan sastra, dan rendahnya kemauan guru untuk berlatih meningkatkan kemampuan bersastranya termasuk memainkan drama. Sekait dengan permasalahan di atas, sudah sepantasnya ekologi pengajaran sastra di perguruan tinggi harus dirombak. Pembicaraan pengajaran sastra di sekolah harus pula melibatkan perguruan tinggi sebagai produsen guru sastra. Ini berindikasi bahwa dalam praktiknya, kegiatan perkuliahan sastra hendaknya lebih terarah pada usaha melibatkan mahasiswa secara langsung dengan karya sastra agar mahasiswa memperoleh pengalaman sastra yang sebenarnya, sebab pengajaran sastra hakikatnya adalah sebuah pengalaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan berperan mahasiswa pada mata kuliah apresiasi drama dengan menggunakan model bengkel sastra dan deskripsi karakter mahasiswa pada pembelajaran pemeranan dalam mata kuliah apresiasi drama dengan menggunakan model bengkel sastra. Model penelitian yang digunakan ialah model penelitian Mixed Methdos tipe Sequential Exploratory. Mahasiswa berhasil menunjukkan perbaikan kemampuan apresiasi drama. Hal ini disebabkan mereka terpancing gairahnya untuk selalu mengembangkan potensi dirinya dan selalu optimis ketika mendapatkan kenyataan bahwa kemampuannya belum mencapai kriteria baik. Hasil tersebut dapat dibuktikan dengan uji statistik Mann-Whitney dengan hasil harga U adalah 111 yang juga merupakan jumlah rangking terkecil dan harga Asymp.sig adalah 0,000 yang berada di bawah harga alpha 0,05, maka menolak H0. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan dan pengaruh penggunaan model bengkel sastra pada pembelajaran apresiasi drama. Selain itu penggunaan model bengkel sastra berperngaruh pada pembiasaan mahasiswa untuk dapat bersikap dan berperilaku baik, bekerja sama, optimis dan selalu semangat mengembangkan potensi diri. Hal ini dapat dibuktikan dengan deskripsi hasil observasi

    PENGEMBANGAN KARAKTER MAHASISWA PADA PROSES PENTAS DRAMA KELILING TAHUNAN DI UKM TEATER 28 UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA

    Get PDF
    Abstrak Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan wujud pendidikan karakter sebagai manifestasi dari proses pelaksnaan program kerja Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater 28 Universitas Siliwangi. Sebagai unit kegiatan mahasiswa, Teater 28 memiliki program kerja utama yakni mementaskan pertunjukan drama pada kota-kota yang tersebar di Indonesia secara bergantian. Tajuk pertunjukan dalam kurun waktu lima (5) tahun terakhir selalu lintas provinsi. Dimensi pendidikan karakter yang dideskripsikan merupakan wujud pendidikan karakter yang menyasar pada karakter kerja meliputi (1) wujud kerja sama; (2) wujud sikap dan perilaku baik; (3) wujud semangat mengembangkan potensi diri; dan (4) wujud sikap optimis. Hasil penelitian menunjukkan proses perwujudan program utama UKM Teater 28 Universitas Siliwangi dapat membina dan mengembangkan keempat dimensi karakter kerja. Hal tersebut tercermin dari pokok-pokok proses yang terdiri atas (1) Penentuan dan penyusunan tim manajemen; (2) Penentuan kerabat produksi; (3) Pelaksanaan proses latihan; (4) Pematangan produk pementasan dan manajemen; dan (5) Evaluasi pelaksanaan program.Kata Kunci: Pengembangan karakter, Pendidikan karakter, Organisasi mahasiswa, Teater, Pertunjukan drama.Abstract This article aims to describe the form of character education as a manifestation of the process of implementing the work program of the UKM Theater 28 at Siliwangi University. As a student activity unit, Theater 28 has a main work program that is staging drama performances in cities that are spread in Indonesia in turn. Headings for the past five (5) years have always been cross-province. The dimension of character education described is a form of character education targeting work characters including (1) the form of cooperation; (2) good attitudes and behaviors; (3) the spirit of developing self-potential; and (4) optimism. The results of the research show that the process of realizing the main program of UKM Theater 28 Siliwangi University can foster and develop the four dimensions of work character. This is reflected in the main points of the process consisting of (1) Determination and preparation of the management team; (2) Determination of production relatives; (3) Implementation of the training process; (4) Maturing of staging and management products; and (5) Evaluation of program implementation. Keywords: Character development, Character education, Student organizations, Theater, Drama performances
    corecore